Pagi lembut berselimut kabut.Dibalik cahaya samar ada kata yang yang dibungkus oleh kabut. Jangan engkau tanya kata apa karena tidak semua kata harus punya suara.
Tanyalah pada setetes embun diujung daun itu. Diam dalam kejernihan simbol kedamaian.
Ini bukan tentang bola mata, tapi rasa dan kejernihan logika.
Betapa banyak manusia yang tinggi dalam puji, namun hatinya menjerit dalam sunyi.Hening. Bakal lembah tak bertuan.
Hakikat indah itu ternyata bukan pada bola mata, namun pada rasa yang tersambung dengan Nur mentari ilahi.
Yakinlah seorang buta yang duduk dalam taman akan merasakan hakikat keindahan.
Belajarlah kita dari kabut, yang ketebalannya menutupi keindahan. Seperti awan yang menutupi matahari.
Bila angin bertiup dan siang menyala, dia akan kembali pergi menari dalam nyanyian fatamorgana kehidupan. Maka jangan lupakan taman abadi yang akan kita nikmati selamanya.
By : Zulfamiadi
Via
budaya
Posting Komentar