batu-batu besar yang secara logika mesti menghantam dan menghancurkan tempat ibadah itu seakan enggan dan mengelak dari jalur galodo.
tidak ada yang rusak kecuali hanya pinggir sebelah kanan seakan menarik perhatian orang yang akan berkunjung.
Tentu peristiwa-peristiwa ini menjadi renungan kita bersama karena memang Masjid itu terletak di pinggir jalan yang akan dilihat oleh orang-orang yang akan hadir dan sebuah pelajaran penting bagi orang-orang berakal.
sampai berita ini diberitakan sudah 12 orang meninggal dunia.
Wali nagari Firdaus "peristiwa ini terjadi begitu cepat dan dahsyat. Kami semalam telah melakukan koordinasi dengan masyarakat namun banjir yang terlalu besar tidak semua dapat bergerak cepat. Musibah ini telah menjadi tugas kabupaten bukan lagi magari" Pungkasnya.
Masrizal, seorang warga setempat yang menjadi korban, memberikan kesaksian tentang kejadian tragis tersebut.
Dia menceritakan bagaimana keluarganya diselamatkan dengan cepat setelah mendapat peringatan dari grup dan mendengar gemuruh. Ia lari ke mushallah untuk memeriksa tingginya air, kemudian kembali ke rumah untuk menyelamatkan keluarga.
Namun, meskipun berhasil menyelamatkan keluarganya, rumah mereka hancur dan semua barang di dalamnya hilang tak tersisa. Ijazah anak-anak mereka pun ikut lenyap.
Adapun penyebab utama dari peristiwa ini adalah derasnya curah hujan yang tidak tertampung oleh aliran sungai.
Via
inspratif
Posting Komentar